Thursday, 23 November 2023

Tujuan Konseling Keluarga

BK Keluarga


Tujuan konseling keluarga oleh para ahli dirumuskan secara berbeda. Seperti dikatakan Bowen (Latipun, 2008) tujuan konseling keluarga adalah membantu klien (anggota keluarga) untuk mencapai individualitas sebagai dirinya sendiri yang berbeda dari system keluarga, hal ini relevan dengan pandangannya tentang masalah keluarga yang berkaitan dengan hilangnya kebebasan anggota keluarga akibat dari aturan-aturan dan kekuasaan dalam keluarga tersebut.

Pada saat yang sama Satir (Latipun, 2008) menekankan dengan konseling keluarga diharapkan dapat mempermudah komunikasi yang efektif dalam kontak hubungan antar anggota keluarga. Oleh karena itu anggota keluarga perlu membuka inner experience atau pengalaman dalamnya dengan tidak membekukan interaksi antar anggota keluarga. Ada kesamaan sebagaimana dikatakan Glick dan Kessler (Latipun, 2001) yang mengemukakan tujuan konseling keluarga adalah (1) memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga; (2) mengganti gangguan, ketidak fleksibelan peran dan kondisi; (3) memberi pelayanan sebagai model dan pendidik peran tertentu yang ditunjukkan kepada anggota lainnya.

Sedangkan Minuchin (Latipun, 2008) mengemukakan bahwa tujuan konseling keluarga adalah mengubah struktur dalam keluarga, dengan cara menyusun kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan antara dan sekitar anggota keluarga. Diharapkan keluarga dapat menantang persepsi untuk dapat melihat realitas, mempertimbangkan alternative sedapat mungkin dan pola transaksional. Anggota keluarga dapat mengembangkan pola hubungan baru dan struktur yang mendapatkan self-reinforcing.

Dari beberapa uraian tersebut maka tujuan konseling keluarga dapat dibedakan menjadi: tujuan umum dan tujuan khusus. 

Tujuan umum konseling keluarga antara lain:

1.    Membantu, anggota keluarga untuk belajar menghargai secara emosional bahwa dinamika keluarga adalah kait-mengait diantara anggota keluarga.

2.    Untuk membantu anggota keluarga agar menyadari tentang fakta, jika satu anggota keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi, ekspektasi dan interaksi anggota-anggota lain.

3.    Agar tercapai keseimbangan yang akan membuat pertumbuhan dan peningkatan setiap anggota.

4.    Untuk megembangkan penghargaan penuh sebagai pengaruh dari hubungan parental.

Tujuan khusus konseling keluarga:

1.    Untuk meningkatkan toleransi dan dorongan anggota-anggota keluarga terhadap cara-cara yang istimewa (idiocyncratic ways) atau keunggulan-keunggulan anggota lain.

2.    Mengembangkan toleransi terhadap anggota anggota keluarga yang mengalami frustasi/kecewa, konflik dan rasa sedih yang terjadi karena factor system keluarga atau diluar system keluarga.

3.    Mengembangkan motif dan potensi-potensi, setiap anggota keluarga dengan cara mendorong (men-support), memberi semangat, dan mengingatkan anggota tersebut.

4.    Mengembangkan keberhasilan persepsi diri orang tua secara realistik dan sesuai dengan anggota-anggota lain.

Sumber : Dra. Faizah Noer Laela, M.Si. Bimbingan Konseling Keluarga dan remaja, 2017, UIN Sunan Ampel Press (UINSA Press)

No comments:

Post a Comment