BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam
perkembangan dan kehidupan setiap manusia sangat mungkin timbul berbagai
permasalahan. Baik yang dialami secara individual, kelompok, dalam keluarga,
lembaga tertentu atau bahkan bagian masyarakat secara lebih luas. Untuk itu
ditentukan adanya bimbingan sebagai suatu usaha pemberian bantuan yang
diberikan baik kepada individu maupun kelompok dalam rangka memecahkan masalah
yang dihadapi. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan alam memberikan
bimbingan adalah memahami individu (dalam hal ini peserta didik) secara
keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakangnya. Sehingga
peserta didik diharapakan dapat memperoleh bimbingan yang tepat dan terarah.
Untuk dapat
memahami peserta didik secara lebih mendalam, maka seorang pembimbing maupun
konselor perlu mengumpulkan berbagai keterangan atau data tentang peserta didik
yang meliputi berbagai aspek, seperti: aspek sosial kultural, perkembangan
individu, perbedaan individu, adaptasi, masalah belajar dan sebagainya. Dalam
rangka mencari informasi tentang sebab-sebab timbulnya masalah serta untuk
menentukan langkah-langkah penanganan masalah tersebut maka diperlukan adanya
suatu tehnik atau metode pengumpulan data atau fakta-fakta yang terkait dengan
permasalahan yang ada. Untuk mengetahui kondisi dan keadaan siswa banyak metode
dan pendekatan yang dapat digunakan, salah satu metode yang dapat digunakan
yaitu studi kasus (Case Study)
B.
Pengertian Studi Kasus
Menurut Bogdan
dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu
latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu
peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai
suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif
dan rinci. SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis
dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan
bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu
secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang
penting.
Berdasarkan
batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran
penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2)
sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas
sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami
berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
C.
Tujuan Studi Kasus
Tujuan studi
kasus di sekolah adalah untuk mencapai dan men dapatkan pema haman menyuluhan
mengenai siswa yang bermasalah sehingga dapat dibuat pro gram bantuan. tujuan
studi kasus dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.
Tujuan Umum
Secara umum
tujuan studi kasus bertujuan untuk :
a.
Umum memproleh gambaran
yang jelas tentang keadaan pribadi siswa Yang di anggap mempunyai masalah
belajar.
b.
Untuk mengetahui penyebab
- penyebab dan menerapkan jenis dan sifat Kasukitan belajar serta latar
belakang timbulnya masalah yang dihadapi Siswa Kasus.
c.
Untuk memberi bekal
pengala man kepada calon guru agar lebih peka Terhadap permasa lahan yang
dihadapi siswa dan mampu memecahkan nya.
2.
Tujuan Khusus
Secara khusus
pelaksanan studi kasus bertujuan untuk:
a.
Memberikan bimbingan dan
penyuluhan bagi siswa yang mempunyai masalah.
b.
Membantu siswa menyesuaia
kan diri dengan lingkungan.
c.
Membantu siswa memecahkan
masalah dan mengembangkan potensi belajar siswa secara optimal.
D.
Manfaat Studi Kasus
Manfaaat studi
kasus dalam layanan bimbingan siswa disekolah adalahmerupakan suatu upaya dalam
membantu siswa yang berma salah supaya dapat memahami ke mampuan dirinya dan
lingkungan dalam usaha untuk meningkat kan prestasi belajar siswa kasus.
Selain itu
juga dapat berguna untuk siswa agar mengetahui ke adaan diri sendiri dan bisa
ber adap tasi dengan lingkungan sekitarnya.
E.
Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka
memperoleh data yang akurat tentang diri siswa,penulis dalam penyusunan studi
kasus dan layanan bimbingan siswa ini menerapkan beberapa metode pengumpulan
data sebagai berikut
1.
Obsrvasi
Observasi
yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diinginkan dengan melakukan
pengamatan secara langsung
2.
Interview (Wawancara)
Wawancara
ialah suatu metode untuk mendapatkan data dengan mengadakan face to face
relation.
F.
Langkah-langkah Bimbingan
1.
Langkah identifikasi anak
Langkah ini
dimaksudkan untuk mengenal anak beserta gejala-gejala yang tampak. Dalam
langkah ini,pembimbing mencatat anak-anak yang perlu mendapat bimbingan dan
memilih anak yang perlu mendapat bimbingan terlebih dahulu.
2.
Langkah diagnosis
Diagnosis
merupakan tahap menginterpretasikan data dari suatu masalah yang dihadapi.Rumusan
diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan kesimpulan yang
logis
3.
Langkah prognosis
Prognosis
adalah langkah yang ditempuh untuk menetapkan jenis atau tehnik bantuan yang
diberikan kepada anak didik serta memprediksi kemungkinan yang akan timbul oleh
anak sehubungan dengan masalah yang sedang dialami
4.
Langkah terapi
Langkah terapi
yaitu langkah pelaksanaan bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang
ditetapkan dalam langkah prognosis. Pelaksanaan ini memakan banyak waktu,
proses yang kontini dan sistematis, serta memerlukan pengamatan yang cermat
5.
Langkah evaluasi dan follow-up
Langkah ini
dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sejauh manakah terapi yang telah
dilakukan dan telah mencapai hasilnya. Dalam langkah follow-up atau tindak
lanjut, dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.
BAB II
LAYANAN
BIMBINGAN
A.
Identifikasi Siswa
Kasus
Tujuannya
adalah untuk menentukan siswa yang diperkirakan prestasi belajarnya menurun,
sehingga memerlukan bimbingan dan pengawasan dari guru maupun orang tua murid.
Dalam melaksanakan kegiatan ini, maka konselor mencari informasi yang
berkaitan dengan siswa yang bermasalah tersebut agar dapat ditentukan letak permasalahan
yang dialami oleh siswa tersebut:
Adapun metode
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tersebut ialah:
1.
Mempelajari prestasi yang
dicapai siswa kasus yang terdapat pada raport.
2.
Mempelajari data yang
berhubungan dengan pribadi siswa dengan metode wawancara.
3.
Melakukan observasi dengan
cara melakukan pengamatan secara langsung.
Dari
pengamatan yang dilakukan oleh konselor dengan menggunakan metode yang di
sebutkan diatas. dapat ditentukan bahwa siswa yang mendapatkan prioritas
layanan bimbingan konseling terlebih dahulu adalah Angga Prasetio
B.
Langkah Diagnosis
Dari
pengamatan yang dilakukan oleh konselor, dengan menggunakan metode
observasi,dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa klien yang bernama Angga
Prasetio mengalami permasalahan berikut:
1.
Prestasi belajar menurun.
2.
Nilai tugas, ulangan, dan
ujian rendah
3.
Peringkat dibawah
rata-rata, dan sebagainya
4.
Tidak disukai oleh anak
perempuan
Sedangkan
penyebab terjadinya masalah
1.
Dari dalam klien sendiri
(internal):
a.
Masalah agama dan moral,
kurang tekun dalam menjalankan kewajiban ibadah.
b.
Masalah pergaulan suka
menggoda temannya terutama perempuan.
c.
Masalah penggunaan waktu
lebih banyak bermain dan nonton televisi.
d.
Masalah belajar yang
dilakukan tidak serius.
2.
Dari luar klien
(eksternal):
Keluarga:
a.
Klien termasuk anak yang
dimanja, dan nakal .
b.
Kurang perhatian dari
orang tua karena sering pergi keluar kota.
c.
Klien merupakan anak
tunggal.
Linkungan
sekolah:
a.
Ada beberapa pelajaran
yanng tidak disukai.
b.
Sebagian besar teman cewek
suka membicarakannya.
c.
Masalah penyesuaian dengan
sekolah lambat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Kemungkinan
Akibat
1.
Minat belajar semakin
berkurang
2.
Tidak naik kelas
3.
Dikeluarkan dari sekolah,
dan sebagainya
C.
Langkah prognosis
Berdasarkan
identifikasi dan etiologi masalah tersebut kemungkinan yang terjadi pada diri
klien adalah:
1.
Apabila masalah-masalah
yang muncul tidak dengan segera diatasi kemungkinan besar yang akan terjadi
antara lain:
a.
Berkaitan dengan pribadi:
· Klien akan tetap hiperaktif dan ramai dalam waktu proses belajar dikelas.
· Kebiasaan klien yang suka mengganggu temannya saat pelajaran terutama pada
temannya.
b.
Berkaitan dengan belajar:
· Klien akan tetap terlambat dalam menyelesaikan tugas dari gurunya.
· Prestasi belajar klien sulit berkembang,padahal sebenarnya klien mempunyai
bakat dan memiliki ke inginan untuk sukses.
c.
Berkaitan dengan
interaksi sosial:
· Klien akan tidak disukai oleh temannya terutama anak putri.
· Klien akan tetap tidak bisa menerima segala keputusan yang ada dalam
keluarga,karena terbiasa bahwa masalah harus diselesaikaan sesuai dengan
keinginannya.
2.
Apabila masalah
–masalahnya teratasi, kemungkinan klien bisa manghadapi Segala permasalahannya
dengan proporsional dan tidak mengganggu Konsentrasinya sebagai pelajar yang
memiliki kewajiban belajar demi Suksesnya masa depan yang menjadi miliknya.
D. Langkah terapi
Usaha
pemberian bantuan adalah upaya yang dilakukan untuk membantu klien dalam
memcahkan masalah menuju perkembangan yang optimal. Pemberian bantuan ini harus
disesuaikan dengan faktor penyebab timbulnya masalah yang dihadapi oleh klien.
Jenis bantuan yang direncanakan untuk klien adalah sebagai berikut:
1.
konseling
2.
kerjasama dengan wali
kelas.
3.
konsultasi dengan guru BK.
4.
kerjasama dengan orang tua
wali murid.
Mengingat
waktu, situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, maka altenatif yang
dilakukan dalam usaha pembelajaran bantuan tidak sesuai dengan yang
direncanakan. Usaha pemberian bantuan yang dilaksanakan sebagai berikut:
1.
Konseling (bimbingan )
Dalam teknik
ini pemberian bantuan dilaksanakan dalam bentuk hubungan yang bersifat face to
face yaitu antara klien dengan praktikan. Layanan ini yang bertujuan untuk
membantu klien dalam memecahkan masalah, dengan bantuan yang diberikan
praktikan terhadap siswa. Maka praktikan dapat mengharapkan terjadi perubahan
yang terjadi pada diri siswa agar tidak menggulangi kembali masalah yang sudah
terjadi. Maka dengan itu praktikan memberikan nasehat agar siswa kasus tersebut
tidak berkelahi kembali pada saat pelajaran berlangsung.Dalam konseling
praktikan memberikan masukan bahwa setiap manusia pasti Mempunyai masalah mamun
berat dan ringannya permasalahan tesebut tergantung pada diri kita sendiri. untuk
menyikapinya, maka jalan yang disarankan adalah mendekatkan diri kepada tuhan
agar diberikan pikiran yang jernih dan lapang, agar masalah yang dihadapinya
menemukan jalan keluardan mengganggap bahwa semua itu pasti ada hikmahnya.
Selain itu sifat keterbukaan dan pikiran yang dewasa akan menyelesaikan segala
persoalan.
2.
Kejasama dengan guru kelas
Kejasama ini
dilakukan untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh klien,
karena wali kelas adalah orang yang paling mengerti tentang latar belakang
siswa yang bersangkutan . dengan pendekatan dan interaksi secarabkontinyu wali
kelas dapat menyimpan segala rahasia tentang siswa yang mengalami masalah
bahkan wali kelas dapat memberikan bantuan secara intentif dan
dapatmemperhatikan dengan pendekatan personal. Hal ini dilakukan dengan
mengambil jam diluar jam pelajaran sehingga tidak menimbulkan kecemburuan
terhadap siswa. Dengan demikian wali kelas sangatlah berperan sekali untuk
membantu siswa dalam memberikan motifasi belajar membantu untuk masalah biaya
sekolah. Misalnya dengan mengajukan beasiswa tidak mampu pada sekolah. Dengan
adanya perhatian tersebut akhirnya klien secara, bertahap dapat memperbaiki
nilai yang mungkin berpengaruh tehadap masa depan nya.
3.
kerjasama dengan guru BK.
Kerjasama
dengan guru Bk ini berkenan dengan prilaku secara umum yang dialami oleh klien,
dengan data yang didapat praktikan melakukan dengan mencari solusi untuk
memecahkan masalah yang dialami oleh siswa bersangkutan, hal ini menjadi
penting karena dengan hanya memakai data yang ada praktikan tidak cukup tepat
dalam memberikan layanan bimbingan.
4.
Kerjasama dengan orong tua
( wali ).
Kunjungan
kerumah ( home visit ) dilakukan untuk mengetahui latar belakang ( background )
keluarga dan kondisi klien dilingkungan rumah. Komunikasi di lakukan dengan
orang tua klien ( ibu ) agar klien diberikan perhatian khusus dalam kaitannya
dengan proses belajar dirumah. Jika dianggap perlu sebaiknya didatangkan guru
privat untuk memberikan bimbingan belajar bagi klien, Untuk mengkordinasikan
klien menjalani proses belajar di rumah, maka secara bergantian seminggu 3x
selama dua minggu kami memberikan bimbingan belajar dengan cara jemput bila ke
rumah klien. Rupanya usaha ini membuahkan hasil, dimana orang tua semakin
terbuka dan menyadari akan kebutuhan anak untuk di berikan perhatian khusus
dalam belajar. Selama ini orang tua hanya memerintahkan anak untuk belajar,
tetapi tidak pernah di bimbing dalam belajar. Setelah proses bimbingan berjalan
selama 4x pertemuan ternyata klien menujukan perubahan yang cukup positif yaitu
merasa nyaman untuk menjalani proses belajar secara mandiri, pada tahap ini
mulai muncul motivasi dan kesadaran belajar secara serius yang menggambarkan ke
inginan orisinil yang di miliki selama ini.
E.
Langkah evaluasi dan
follow-up
Follow up
adalah usaha yang di lakukan konselor untuk mengikuti perkembangan klien
setelah klien mengambil suatu keputusan sendiri untuk bertindak. Selain itu
dalam upaya tindak lanjut konselor juga mengevaluasi keberhasilan atau tidaknya
upaya bantuan yang di berikan kepada klien tentang masalah pribadi, belajar dan
juga sosial yang di hadapi. Karena klien sering memikirkan permasalahan
tersebut maka akan mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar, maka uasah ayang
di berikan pada klien antara lain:
1.
Untuk mengatasi masalah
pribadi:
a.
Memberikan motifasi dan
support kepada klien agar klien lebih termotivasi sehingga percaya dirinya bisa
tumbuh.
b.
Memberikan pengertian
bahwa semua permasalahan itu pasti ada hikmahnya dan agar berusaha bersabar
dalam enjalani hidupnya dan jangan lupa selalu berdo’a kepada tuhan yang maha
kuasa.
2.
Untuk mengatasi masalah
belajarnya:
a.
Membantu membuat jadwal
secara terinci yang bersifat rutinitas yang nantinya akan membantu klien untuk
labih bisa memanfaatkan waktu belajar sebaik mungkin.
b.
Memberikan pengertian
bahwa belajar jangan takut salah, karena salah dalam belajar itu adalah sesuatu
yang biasa.
c.
Lebih sering menunjukan
klien untuk aktif dan fokus dalam mengikuti pelajaran di kelas, seperti
menunjukan klien ke depan kelas untuk mengerjakan soal atau menjawab soal.
3.
Untuk mengatasi masalah
sosialnya:·
a.
Melatih klien untuk bisa
mengurangi sifatnya yang hiper aktif yang suka mengganggu temanya. Sering
mengajak ngobrol tentang apa yang ia kehendaki atau yang ia cita –
citakan.
b.
Memotivasi klien untuk
bergaul sewajarnya, terutama dengan anak putri.
c.
Memberikan pengertian
bahwa semua permasalahan itu paasti ada hikmahnya dan agar beruasha, bersabar
dalam menjalani hidupnya dan jangan lupa selalu berdo’a kepada tuhan yanga maha
kuasa.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
pengamatan yang dilakukan oleh konselor, dengan menggunakan metode
observasi,dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa klien yang bernama Angga
Prasetio mengalami permasalahan berikut:
1.
Prestasi belajar menurun.
2.
Nilai tugas, ulangan, dan
ujian rendah
3.
Peringkat dibawah
rata-rata, dan sebagainya
4.
Tidak disukai oleh anak
perempuan
B.
Saran
Usaha
pemberian bantuan kepada klien dalam memcahkan masalah menuju perkembangan yang
optimal. Perlu kerjasama semua pihak diantaranya, Orang tua, walikelas, guru
BK, dan Klien itu Sendiri. Oleh karena itu konselor perlu memberi masukan ke
semua pihak antara lain:
.kepada klien;
a.
Untuk lebih berusaha dan
semangat dalam belajar agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya.
b.
Untuk lebih terbuka dengan
teman,orang tua,wali kelas dan BK untuk mengungkapkan masalah-masalah yang
dihadapi.
c.
Hendaknya menjalin
hubungan pertemanan yang baik denga teman-teman sekelas, menjalin hubungan baik
dengan guru mata pelajaran untuk memperlancar komunikasi dan jangan pernah
takut atau malu untuk bertanya tentang apapun kepada guru tentang apa saja yang
belum mengerti.
Kepada wali
kelas ;
a.
Membantu siswa yang
mengalami masalah,
b.
Memperlihatkan tingkah
laku anak didiknya karena begitu wali kelas bisa mengetahui perubahan tingkah
laku anak didiknya.
c.
Menyediakan waktu untuk
berdialog dengan siswanya.
d.
Memberikan motifasi
belajar kepada siswanya.
Kepada
Bimbingan Konseling (BK);
a.
Untuk meningkatkan
komunikasi kepada siswa.
b.
Memberikan motifasi kepada
siswa baik dalam menyelesaikan masalahnya maupun dalam kegiatan belajarnya.
c.
Lebih meningkatkan
peranannya dalam membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Kepada orang
tua wali;
a.
Memberikan perhatian
khusus dalam pergaulan saat dirumah.
b.
Memberikan bimbingan
belajar kepada anak saat dirumah.
c.
Memenuhi kebutuhan anak
yang menunjang proses belajarnya.
d.
Memberikan motifasi dan
intensif yang diperlukan anak.
Referensi
Anas
Salahudin, bimbingan dan konseling. Bandung: CV Pustaka setia 2010
Depdiknas.
bimbingan dan konseling di sekolah. Direktorat tenaga kependidikan dirjen
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Jakarta 2008
Prayitno dan
erman. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: reneka
cipta.1995
Media online:
No comments:
Post a Comment