Pengertian
Psikologi Komunikasi
Komunikasi merupakan bagian dalam interaksi kehidupan sehari-hari. Komunikasi adalah proses yang dilakukan oleh seseorang (komunikator) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan) (Hovland dkk, dalam Rakhmat, 2015). Menurut Tubbs dan Moss (2012), komunikasi melibatkan proses pemaknaan antara dua orang atau lebih. Sementara West dan Turner (2018) menjelaskan bahwa komunikasi ialah proses sosial yang melibatkan individu dalam menggunakan simbol guna melakukan interpretasi atas lingkungan. Dengan demikian, komunikasi adalah sesuatu aktivitas yang bersifat dinamis dan interaktif. Komunikasi bisa menggunakan simbol yang konkret (representasi objek) maupun abstrak (representasi ide).
Pada ranah
ilmu psikologi, komunikasi dipelajari pada konteks kesadaran dan keperilakuan,
baik pada komunikan maupun komunikator. Cabang psikologi yang secara khusus
membahas tentang komunikasi ialah psikologi komunikasi (communication
psychology). Psikologi komunikasi
adalah ilmu yang menguraikan, memprediksi, dan mengontrol kesadaran dan
perilaku dalam konteks komunikasi (Miller, dalam Rakhmat, 2015). Psikologi
komunikasi merupakan bagian dari psikologi sosial yang membahas bagaimana
kedudukan komunikasi dalam perilaku manusia (Aronson, 2016; Branscombe &
Baron, 2017). Pada dinamika komunikasi, orang-orang saling memberi dan menerima
pesan. Proses yang resiprokal tersebut tidak bisa lepas dari etika yang melingkupi
maupun media yang digunakan, baik langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
penting untuk dipelajari oleh semua orang dalam rangka mengembangkan berbagai
keterampilan (skills), mulai dari presentasi diri, relasional, berpikir
kritis, hingga kepemimpinan.
Elemen dasar
dalam komunikasi meliputi pengirim dan penerima pesan, pesan itu sendiri,
konteks sosial, media, gangguan yang mungkin terjadi,
efek yang ditimbulkan, serta etika yang melingkupinya. Komunikasi ada yang
mengacu pada model linier di mana komunikasi terjadi satu arah dari pengirim
menuju penerima; serta ada mengacu pada model interaksional yang terjadi dua
arah timbal balik antara pengirim-penerima. Berikut akan dibahas model
interaksional (lihat Gambar 1.1.). Pengirim dan penerima pesan (source –
receiver) merupakan dua individu yang saling berkirim pesan (messages).
Sangat mungkin bagi keduanya untuk terlibat pertukaran posisi dari pengirim
menjadi penerima dan dari penerima menjadi pengirim. Posisi ini tergantung
dengan pesan apa yang sedang dibicarakan. Pesan dapat berwujud verbal maupun
non verbal. Adapun media komunikasi atau yang kadang disebut sebagai saluran
komunikasi (communication channels) merupakan jembatan pesan antara
pengirim dan penerima pesan. Media ini bisa berupa bantuan teknologi, namun
bisa juga tatap muka secara langsung. Saat berkomunikasi, kadang ada gangguan (noise)
yang dapat mengubah kuantitas dan kualitas pesan. Misalnya, suara bising di
balik telepon atau suara orang lain ketika sedang aktivitas belajar – mengajar.
Hal yang tidak kalah penting adalah konteks sosial (social context).
Konteks sosial menentukan apa dan bagaimana pemaknaan pada proses komunikasi.
Urgensi
Komunikasi
Apa urgensi
mengkaji komunikasi? Kajian komunikasi membantu seseorang untuk dapat melakukan
komunikasi efektif. Komunikasi dikatakan efektif jika
pesan yang disampaikan komunikator sesuai dengan pemahaman komunikan. Goyer
(dalam Tubbs & Moss, 2012) merumuskan komunikasi yang efektif dengan sebuah
rumus sederhana (lihat Gambar 1.2). S adalah komunikator, sedangkan R adalah komunikan.
Komunikasi yang bernilai 1 (efektif) menunjukkan bahwa ada keselarasan yang
sempurna antara pemaknaan oleh komunikan dengan pemakanaan oleh komunkator.
Saat terjadi
komunikasi, ada dimensi yang terlibat sekaligus yaitu fisik, psikologis,
temporal, dan kultural. Komunikan dan komunikator ada secara fisik, meskipun
tidak harus saling bertemu secara langsung. Komunikasi melibatkan interaksi dan
menghasilkan efek secara psikologis. Komunikasi juga terkait waktu dan konteks
kultural yang melingkupinya. Satu frasa bahkan satu kata dapat berbeda makna
antara satu budaya dengan budaya yang lainnya. Ada beberapa prinsip dalam
komunikasi yang urgen diketahui ketika ingin mengkaji psikologi komunikasi
(DeVito, 2018).
1.
Komunikasi
memiliki tujuan tertentu yang ingin diwujudkan (purposeful).
Tujuan
komunikasi antara lain adalah untuk mempelajari kepribadian, membangun relasi,
membantu orang lain, mempengaruhi orang lain, dan membangun pengalaman.
2.
Komunikasi
merupakan pertukaran pesan verbal dan/atau pesan non verbal (transactional).
Kadang
kita menjumpai antara pesan satu dengan pesan yang lain saling menguatkan,
namun acapkali kita juga menjumpai yang kontraproduktif.
3.
Komunikasi
merupakan proses penyesuaian antar individu yang terlibat dalam komunikasi (process
of adjustment).
Artinya
komunikasi mengandung transaksi yang disepakati oleh individu-individu yang
berposisi sebagai komunikator komunikan.
4.
Komunikasi
melibatkan dimensi konten/isi dan dimensi relasional (content and
relationship dimensions).
Komunikasi
tidak hanya menyangkut pesan apa yang dikirim dan diterima, tetapi juga dimensi
relasional antara pengirim dan penerima (komunikator dan komunikan) yang
membuat satu pesan yang sama memiliki interpretasi yang berbeda.
5.
Komunikasi
membuka peluang adanya ambiguitas (ambiguous).
Tidak
dapat dipungkiri bahwa tidak selamanya maksud dan tujuan pengirim pesan
dimaknai secara sama. Ambiguitas pesan ini bisa disengaja maupun tidak
disengaja.
6.
Komunikasi
merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh seseorang (inevitable).
Dalam
kondisi diam pun, bahkan, ada efek yang mengiringinya. Diamnya seorang
komunikator, dapat mengirim berbagai pemaknaan bagi seorang komunikan.
Ruang
Lingkup Psikologi Komunikasi
Apa saja
ruang lingkup kajian dalam psikologi komunikasi? Psikologi komunikasi membahas
tentang konsepkonsep pokok komunikasi dan aplikasi komunikasi pada berbagai
level relasi. DeVito (2018) setidaknya membagi ruang lingkup psikologi
komunikasi sebagai berikut:
1.
Jenis
pesan dalam komunikasi. Jenis pesan dalam komunikasi meliputi pesan verbal dan
pesan non verbal. Pesan verbal merupakan pesan yang menggunakan kata-kata,
sementara pesan non verbal merupakan pesan dengan bahasa tubuh. Kedua jenis
pesan ini saling terikat satu sama lain. Keduanya bisa saling menguatkan, namun
bisa juga saling menegasikan.
2.
Dinamika
intrapersonal. Dalam berkomunikasi dengan orang lain, terjadi proses mental di
dalam diri individu. Dinamika intrapersonal menyoroti tentang kognisi,
pembentukan konsep diri, persepsi, dan sikap.
3.
Dinamika
komunikasi interpersonal. Komunikasi yang bersifat interpersonal melibatkan
relasi yang dekat antara komunikator dan komunikan. Komunikasi interpersonal
meliputi konteks komunikasi pertemanan, relasi romantis, dan keluarga.
4.
Dinamika
komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok dapat terjadi pada kelompok kecil
maupun organisasi seperti perusahaan dan instansi pemerintah. Pada komunikasi
kelompok maupun organisasi kerja, kerap ditemukan konflik dan resolusi konflik.
5.
Dinamika
komunikasi publik. Pada komunikasi publik, dikaji tentang bagaimana
mempersiapkan dan menyampaikan pesan di depan umum, komunikasi yang informatif,
maupun komunikasi yang persuasif.
Tubbs dan
Moss (2012) menjelaskan bahwa ruang lingkup komunikasi meliputi komunikasi
interpersonal, komunikasi wawancara, komunikasi kelompok kecil, komunikasi
organisasional, komunikasi publik, komunikasi massa, serta komunikasi
antarbudaya. Selaras dengan ruang lingkup yang disampaikan oleh Tubbs dan Moss
(2012), West dan Turner (2018) menjelaskan ruang lingkup komunikasi adalah
sebagai berikut:
1.
Komunikasi
intrapersonal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri.
2.
Komunikasi
interpersonal, yaitu komunikasi yang terjadi antara dua orang yang saling
timbal balik.
3.
Komunikasi
kelompok kecil, yaitu komunikasi yang terjadi pada kelompok dengan jumlah
anggota yang kecil.
4.
Komunikasi
organisasi, yaitu komunikasi yang berlangsung pada kelompok orang yang
terstruktur dan bertujuan.
5.
Komunikasi
publik, yaitu komunikasi antara komunikator dengan pendengar yang jumlahnya
besar.
6.
Komunikasi
massa, yaitu komunikasi komunikator kepada pendengar dengan jumlah yang besar
dan terkadang menggunakan media.
7.
Komunikasi
lintas budaya, yaitu komunikasi antara orang orang dengan latar belakang budaya
yang berbeda.
No comments:
Post a Comment