Friday, 1 December 2023

Strategi pelaksanaan BK di Satuan Pendidikan

Merdeka Belajar

Strategi pelaksanaan BK perlu dirancang secara komprehensif untuk menjawab kebutuhan peserta didik dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki satuan pendidikan. Desain strategi ini dapat berupa program baru, penguatan program yang ada, atau mengubah program yang ada dengan tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Layanan BK dilakukan dengan memahami peserta didik sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya, dan perlu ada strategi diferensiasi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam.

Berbagai layanan BK bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu memelihara dirinya secara efektif, independen, kreatif dan bertanggung jawab di dalam kehidupan dan budayanya. Sesuai dengan prinsip inklusif layanan BK adalah hak semua peserta didik. Jika satuan pendidikan tidak memiliki Guru BK atau guru yang memiliki latar belakang pendidikan BK, tugas dan peran BK dapat diampu oleh wali kelas atau pendidik lain yang ditugaskan oleh pimpinan satuan pendidikan, dengan tetap terus mengupayakan ketersediaan Guru BK yang memadai.

Beberapa peran yang dapat diampu Guru BK, sebagaimana diadaptasi dari The Texas Model for

Comprehensive School Counseling (2018), adalah sebagai berikut:

1.    Pengelola program. Guru BK bersama wali kelas atau guru mapel merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi layanan secara kolaboratif dalam rangka memenuhi dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila.

2.    Pembimbing. Guru BK membimbing peserta didik untuk mengenal diri, memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian diri, serta pengembangan potensi dan minat secara optimal.

3.    Penilai. Dalam ruang lingkup praktik layanan, Guru BK menggunakan alat penilaian formal dan informal, dan dapat menjalin kemitraan dengan psikolog atau tenaga ahli lainnya untuk menafsirkan hasil tes dalam rangka pengambilan keputusan rencana pengembangan peserta didik.

4.    Konselor. Guru BK membuka akses praktik konseling bagi para peserta didik guna membantu penyelesaian masalah, penyembuhan, perbaikan, dan pencegahan masalah yang terkait dengan kehidupan pribadi, belajar, sosial, maupun karir.

5.    Konsultasi. Guru BK memberikan informasi tentang perkembangan potensi, minat dan kebutuhan lainnya kepada peserta didik, wali kelas, dan orang tua/ wali dalam rangka pencapaian profil pelajar Pancasila.

6.    Koordinasi. Untuk mendukung pengembangan akademik, dan karir masa depan peserta didik secara optimal, Guru BK dapat bekerja sama dengan bidang akademik di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Satuan pendidikan yang tidak memiliki guru BK atau guru yang telah mengikuti pelatihan BK perlu berkoordinasi dengan pakar untuk menjalankan peran yang membutuhkan kompetensi khusus seperti konseling, penggunaan instrumen, analisis psikologis, dan lain-lain.

Terdapat 4 (empat) komponen besar dalam layanan bimbingan dan konseling yang meliputi:

1.    Layanan Dasar

Layanan dasar ditujukan bagi semua peserta didik bersifat preventif dan developmental. Implementasinya dapat dilaksanakan secara klasikal dalam kelas besar (minimal 1 JP) atau di luar kelas secara terbuka dengan alat bantu/media tertentu, dan/atau dilakukan secara berkelompok 4-8 orang peserta didik dengan membahas topic topik aktual.

2.    Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual

Layanan peminatan dan perencanaan individual dapat dilakukan secara klasikal melalui bentuk bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan/atau secara pribadi melalui konseling individual dan layanan konsultasi. Umumnya layanan ini juga memerlukan kolaborasi dengan tim kurikulum, wali kelas, guru maple atau dapat melibatkan orang tua untuk mendiskusikan tentang arah dan pilihan minat anaknya

3.    Layanan Responsif

Berbeda dengan layanan dasar dan layanan peminatan, layanan responsif dirancang untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang memerlukan penanganan mendesak dan segera. Layanan responsif diberikan dengan tujuan menuntaskan masalah yang dialami peserta didik. Layanan ini dapat dilakukan melalui bentuk konseling individual, konseling kelompok, dan konseling krisis yang sewaktu-waktu dapat didukung oleh tindakan referal ahli, atau mediasi yang berkolaborasi dengan orang tua.

4.    Layanan Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan jenis layanan yang terkait dengan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur, dan pengembangan profesionalisme Guru BK atau konselor secara berkelanjutan dalam mendukung proses memberikan bantuan kepada peserta didik.

Secara umum, setiap layanan ini dilakukan melalui siklus berikut :


Terlaksananya bentuk dan siklus tahapan dari keempat layanan tersebut diatas diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mencapai perkembangan optimal yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku selaras dengan profil pelajar Pancasila. Sehingga dalam implementasinya, pelaksanaan layanan dapat berkolaborasi dengan guru kelas atau guru mapel dan koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila dalam intrakurikuler atau dalam projek. Masing-masing implementasi layanan dijelaskan pada sub-bab berikut ini.

1. Layanan Dasar

Layanan dasar merupakan proses membantu peserta didik secara sistematis untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan peserta didik sesuai tugas perkembangannya dan dalam mencapai profil pelajar Pancasila sesuai fasenya. Layanan ini dapat diberikan dalam kelompok besar, kelompok kecil, atau individu. Tujuan layanan dasar ini salah satunya agar peserta didik dapat memperoleh pemahaman tentang berbagai isu pribadi, belajar, dan sosial, termasuk perundungan, kekerasan seksual/pelecehan, dan intoleransi. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya tiap bentuk kekerasan di satuan pendidikan. Layanan dasar ini bersifat preventif, termasuk juga untuk membantu peserta didik baru melalui masa orientasi.

Untuk memberikan layanan dasar sesuai dengan kebutuhan, Guru BK berkoordinasi dengan pendidik dan tenaga kependidikan untuk :

1.    Membuat pemetaan kebutuhan. Pada dasarnya, peserta didik memiliki situasi dan kondisinya masing-masing. Idealnya, situasi peserta didik dapat ditangani dengan dampingan wali kelas dan guru mapel. Namun, dilihat dari jenis situasi, ada peserta didik yang perlu diamati khusus dan ditangani secara lebih spesifik. Situasi inilah yang perlu dipetakan oleh peran BK. Pemetaan kebutuhan dapat dilakukan melalui pengamatan atau observasi, atau menggunakan berbagai instrumen yang sesuai dengan kebutuhan, termasuk survei atau angket. Pemetaan ini dapat mencakup berbagai kebutuhan peserta didik, seperti aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pemetaan kebutuhan juga dapat menggunakan elemen atau sub elemen dari profil pelajar Pancasila.

2.    Membuat analisis kebutuhan. Berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan peserta didik, dipilih topik yang berlaku umum di setiap fase (misalnya sebagian besar peserta didik membutuhkan pengembangan di topik tersebut). Satuan pendidikan juga dapat memetakan kebutuhan peserta didik berdasarkan dimensi, sub elemen, atau elemen dari profil pelajar Pancasila yang perlu dikembangkan.

3.    Membuat perencanaan layanan dalam bentuk tahunan lalu menurunkannya menjadi perencanaan operasional tahunan, bulanan sampai mingguan dengan alokasi sesuai kebutuhan. Selain menentukan topik dan jenis layanan untuk masing-masing komponen, satuan pendidikan dapat memetakan topik-topik yang penting untuk menjadi perhatian seluruh pendidik. Misalnya topik tentang intoleransi dan perundungan perlu disosialisasikan kepada seluruh pendidik agar mereka dapat lebih memperhatikan dan memberikan respons yang tepat saat ada kejadian yang berkaitan.

4.    Pelaksanaan program atau kegiatan. Program atau kegiatan dapat memanfaatkan berbagai metode dan media berdasarkan topik yang sudah direncanakan. Penting bagi peserta didik untuk melakukan refleksi pada akhir kegiatan untuk menguatkan pemahaman mereka atas topik yang dibahas. Beberapa pendekatan yang dapat dipakai saat melakukan refleksi antara lain:

a.    Memberikan pemantik berdasarkan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangannya, sehingga peserta didik merasakan keterkaitan antara dirinya dengan topik bahasan.

b.    Peserta didik dapat melakukan bermain peran ketika melakukan refleksi untuk menumbuhkan rasa empati atau mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap satu situasi tertentu.

c.    Menggunakan pertanyaan terbuka yang terarah, sesuai dengan konteks topik bahasan, untuk mendorong peserta didik memberikan tanggapan secara deskriptif yang membutuhkan ekspresi jawaban pelajar lebih panjang dan mendalam.

d.    Pendidik perlu peka terhadap kebutuhan-kebutuhan individu ketika ada peserta didik yang mengalami situasi atau memiliki pemahaman yang berbeda dengan teman-teman sekelasnya. Untuk itu pendidik perlu melakukan pendekatan individu agar tujuan dari layanan ini tercapai.

5.    Evaluasi program atau kegiatan. Setelah program atau kegiatan ini berlangsung, satuan pendidikan melalui Guru BK dan/ atau pendidik lain yang terlibat perlu melakukan evaluasi dan refleksi program guna memastikan pelaksanaan program telah sesuai dengan tujuan. Terkadang diperlukan kegiatan atau program lanjutan sebagai respons dari kebutuhan peserta didik.

To be Continued …

 

Sumber : BSKAP, Kemdikbudristek, Implementasi Bimbingan Dan Konseling Untuk Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, 2022

No comments:

Post a Comment