Monday, 4 November 2024

Data dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bimbingan dan konseling bantuan terus menerusdan sistematis dari konselor/guru pembimbing kepada peserta didik atau kliennya agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal danpenyesuaian diri dengan lingkungan. Untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan dan konselor harus memahami kliennya/peserta didik secara utuh, dan memahami pula kondisi lingkungan sepenuhnya. Pemahaman yang utuh tentang klien/peserta didik dan kondisi lingkungannya akan dapat diperoleh dari data tentang kondisi klien dan lingkungannya. Materi layanan sebagaian besar sekolah tidak memberikan materi secara tatap muka di kelas baik dalam layanan informasi, layanan pembelajaran maupun layanan yang lain. Pembahasan ini akan mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan data tersebut.

Jenis Data

Pada dasarnya ada dua jenis data yang perlu dikumpulkan dalam rangka pemberian pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien, yaitu data tentang pribadi peserta didik dan data tentang lingkungan.

1.    Data Pribadi

Data pribadi peserta didik adalah berupa data perorangan, yaitu data yang dikumpulkan dari masing

masingpeserta didik. Dari data prinadi dapat diperoleh pemahaman tentang keunikan pribadi masing-masing peserta didik.Sebagaimana firman Allah SWT.

Katakanlah, tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing (QS.Al Isra’ /17:84).

Dari ayat ini bahwa setiap individu mempunyai perbedaan dalam kesiapan dan kemampuanphisik dan intelektual, yang sekaligus akan melahirkan perbedaan rezki, meraih ilmu pengetahuan, mengkaji kebenaran dan keadilan. Oelh karena setiap siswa mempunyai keunikan pribadi

masing-masing, maka gur/konselor harus pul memperlakukan mereka sesuai dengan kesiapan dan

kemampuan intelektual yang mereka miliki. Hal ini sesuai dengan petunjukkan Ali bin Abi Thalib, “berbicaralah kepada manusia sesuai dengan apa yang mereka ketahui (appersepsi). Apakah kamu suka jika Allah dan Rasul-Nya didustakan”? (Abdurrahman An Nahlawy: 1989).

Data pribadi ini dapat dikelompokkan sehingga dengan demikian dapat dikumpulkan suatu data kelompok. Dari data kelompok ini dapat diketahui kecenderungan umum yang terdapat di dalam suatu kelompok, selain dari pada kedudukan seseorang individu dalam kelompoknya.

2.    Data tentang Lingkungan

Selain data pribadi, dalam pelaksanaanprogram bimbingan dan konseling ini diperlukan juga data tentang lingkungan. Data tentang lingkingan ini sangat berguna dalam rangka memberikan informasi dan penjelasan kepada para peserta didik. Di samping itu data tentang lingkingan ini juga diperlukan untuk membantu peserta didik dalam lingkungan ini juga diperlukan untuk membantu peserta didik dalam proses penyesuaian diri, di mana dalam proses penyesuaian diri ini peserta didik memerlukan berbagai informasi peserta didik memerlukan berbagai informasi tentang lingkungan, khususnya lingkungan yang berkaitan erat dengan program dan kegiatan pendidikan, minat, citia-cita dan aspirasi para reserta didik.

Dengan pemahaman yang utuh tentang peserta pribadi didik dan pengetahuan yang luas tentang kondisi lingkungan, konselor /guru pembimbing diharapkan dapat membantu pada peserta didik untuk tubuh dan berkembang secara ptimal ke arah tujuan yang diharapkan.

 

Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, baik data pribadi maupun data tentang lingkungan diperlukan sumber data yang dapat dipercaya. Yang dimaksud sumber data disini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan katerangan data yang diperlukan. Sumber data itu ada yang primer dan ada pula yang sekunder. Sunber data primer atau langsung, adalah apabila suatu data atau keterangan diperoleh langsung dari individu yang bersangkutan, misalnya :data tentang pribadi seorang peserta didik diperoleh langsung dari peserta didik yang bersangkutan.
Sedangkan sumber data sekunder atau tidak langsung adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak lain, misalnya data tentang siswaA, diperoleh dari orang tuanya atau dari teman dekatnya. Kedua macam sumber data itu digunakan untuk memperoleh data yang otentik.

 

Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data pribadi dan data tentang lingkungan dari berbagai sumber data yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu dapat digunakan dua macam teknik, yaitu teknik tes dan non tes. Pengumpulan data dengan teknik tes adalah merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan tes yang telah terstandarisasi. Sedangkan pengumpulan data dengan teknik non tes adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen yang tidak tergolong terstandarisasi.

1.    Teknik Test
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu (Cronbach, 1970 dalam Prayitno dan Amit, 2013). Data yang dikumpulkan dengan mengguakan teknik ini adalah data pribadi yang bersifat kemampuan potensial atau kemampuan dasar, yang berupa kecerdasan, bakat, minat dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan definisi tes yang dikutip dari Webster’s Coolegite sebagai berikut.
Test: any series of question or exercises or other means of measuring the skill, knowledge, intelegence, capacities of attitude or an individual or goup.
Disamping kemampuan dasar, teknik test juga digunakan untuk mengungkap kemampuan hasil belajar peserta didik baik melalui test yang terstandarisasi, maupun melalui ujian/test buatan guru, sebagaimana yang dikemukakan oleh mukthar Bukhari dalam bukunya “Teknik Teknik Evakulasi” sebagai berikut.
Tes adalah suatu percobaan yang diadalakn untuk menhetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid (suharsimi arikunto,1986).
Di Indonesia, beberapa test kecerdasan dan test bakat sudah dikembangkan, baik dengan cara menyadurnya dari test-test yang sudah baku di negara lain ataupun melalui cara menyusun sendiri sesuai dengan kondisi sosial budaya indonesia. beberapa tes-tes tertentu sudah dapat digunakan
dalam pelayanan bimbingan dan konseling pada beberapa tempat, seperti test PM (progresive Matricees), Skala Weachler (weachler adult intelegence), test bakat berbeda(defferental aptitude test) dan lain sebagainya.

2.    Teknik Non Test

Teknik non test lebih sesuai digunakan untuk menilai aspek tingkah laku, seperti sikap, minat, perhatian, karakteristik dan lain sebagainya. Adapun beberapa instrumen pengumpul data yang tergolong non test adalah sebagai berikut.

a)    Wawancara
Wawancara merupakan suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengemukakan pertanyaan kepada klien secara lisan dan dijawab pula oleh klien secara lisan. Wawancara ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Wawancara langsung adalah apabila data yang ingin dikumpulkan diperoleh dari insividu yang bersangkutan . misalnya, untuk memperoleh data tentang pribadi seorang peserta didik, konselor/guru pembimbing langsung mewawancarai siswa tersebut. Sedangkan wawancara yang tidak langsung adalah apabila wawancara dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh data tentang orang lain, misal seorang konselor /guru pembimbing mewawancarai seorang ibu untuk memperoleh keterangan mengenai diri pribadi anaknya.
Adapun ditinjau dar segi pelaksanaannya, wawancara itu ada yang bersifat isidental dan ada pula yang bersifat terencana. Wawancara yang bersifat isidental, yaitu wawancara yang dilakukan pada waktu-waktu yang dianggap perlu saja. Sedangkan wawancara yang bersifat terencana dilakukan pada waktu-waktu yang telah ditetapkan lebih dahulu.Untuk dapat melaksanakan wawancara dengan baik, konselor/guru pembimbing hendaknya dapat menciptakan suatu situasi yang bebas, terbuka dan menyenangkan,sehingga klien yang diwawancarai dapat dengan bebas dan terbuka memberikan keterangan yang diperlukan secara gamblang. Begitu juga pertanyaan pertanyaan yang diajukan diharapkan tersusun dengan baik
sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dapat pula dijawab dengan baik oleh individu yang diwawancarai. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum malaksanakan wawancara, konselor/guru pembimbing telah mempersiapkan terlebih dahulu pedoman wawancara itu telah tersusun daftar pokok pokok masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada orang yang akan diwawancarai itu serta tempat untuk, memcatat jawaban-jawaban yang akan
diberikannya.
Daftar pokok masalah atau pertanyaan disusun secara berurutansedemikian rupa, sehingga pelaksanaan wawancara tidak bertele-tele dan dapat dilaksanakan dengan tertib sesuai dengan jenis datayang ingin diketahui dari orang yang di wawancarai itu, sehingga dengan demikian wawancara akan berjalan dengan baik, efektif dan efisien.

No comments:

Post a Comment