Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bimbingan dan konseling bantuan terus menerusdan sistematis dari konselor/guru pembimbing kepada peserta didik atau kliennya agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal danpenyesuaian diri dengan lingkungan. Untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan dan konselor harus memahami kliennya/peserta didik secara utuh, dan memahami pula kondisi lingkungan sepenuhnya. Pemahaman yang utuh tentang klien/peserta didik dan kondisi lingkungannya akan dapat diperoleh dari data tentang kondisi klien dan lingkungannya. Materi layanan sebagaian besar sekolah tidak memberikan materi secara tatap muka di kelas baik dalam layanan informasi, layanan pembelajaran maupun layanan yang lain. Pembahasan ini akan mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan data tersebut.
Jenis Data
Pada dasarnya ada
dua jenis data yang perlu dikumpulkan dalam rangka pemberian pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien, yaitu data tentang pribadi
peserta didik dan data tentang lingkungan.
1. Data Pribadi
Data pribadi peserta didik
adalah berupa data perorangan, yaitu data yang dikumpulkan dari masing
masingpeserta didik. Dari data
prinadi dapat diperoleh pemahaman tentang keunikan pribadi masing-masing peserta
didik.Sebagaimana firman Allah SWT.
Katakanlah, tiap-tiap orang
berbuat menurut keadaannya masing-masing (QS.Al Isra’ /17:84).
Dari ayat ini bahwa setiap
individu mempunyai perbedaan dalam kesiapan dan kemampuanphisik dan intelektual,
yang sekaligus akan melahirkan perbedaan rezki, meraih ilmu pengetahuan,
mengkaji kebenaran dan keadilan. Oelh karena setiap siswa mempunyai keunikan
pribadi
masing-masing, maka
gur/konselor harus pul memperlakukan mereka sesuai dengan kesiapan dan
kemampuan intelektual yang
mereka miliki. Hal ini sesuai dengan petunjukkan Ali bin Abi Thalib,
“berbicaralah kepada manusia sesuai dengan apa yang mereka ketahui (appersepsi).
Apakah kamu suka jika Allah dan Rasul-Nya didustakan”? (Abdurrahman An Nahlawy:
1989).
Data pribadi ini dapat
dikelompokkan sehingga dengan demikian dapat dikumpulkan suatu data kelompok. Dari
data kelompok ini dapat diketahui kecenderungan umum yang terdapat di dalam
suatu kelompok, selain dari pada kedudukan seseorang individu dalam
kelompoknya.
2. Data tentang Lingkungan
Selain data pribadi, dalam
pelaksanaanprogram bimbingan dan konseling ini diperlukan juga data tentang lingkungan.
Data tentang lingkingan ini sangat berguna dalam rangka memberikan informasi
dan penjelasan kepada para peserta didik. Di samping itu data tentang
lingkingan ini juga diperlukan untuk membantu peserta didik dalam lingkungan ini
juga diperlukan untuk membantu peserta didik dalam proses penyesuaian diri, di
mana dalam proses penyesuaian diri ini peserta didik memerlukan berbagai
informasi peserta didik memerlukan berbagai informasi tentang lingkungan, khususnya
lingkungan yang berkaitan erat dengan program dan kegiatan pendidikan, minat,
citia-cita dan aspirasi para reserta didik.
Dengan pemahaman yang utuh
tentang peserta pribadi didik dan pengetahuan yang luas tentang kondisi lingkungan,
konselor /guru pembimbing diharapkan dapat membantu pada peserta didik untuk
tubuh dan berkembang secara ptimal ke arah tujuan yang diharapkan.
Sumber Data
Untuk
mendapatkan data yang diperlukan, baik data pribadi maupun data tentang
lingkungan diperlukan sumber data yang dapat dipercaya. Yang dimaksud sumber data
disini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan katerangan data yang
diperlukan. Sumber data itu ada yang primer dan ada pula yang sekunder. Sunber
data primer atau langsung, adalah apabila suatu data atau keterangan diperoleh
langsung dari individu yang bersangkutan, misalnya :data tentang pribadi
seorang peserta didik diperoleh langsung dari peserta didik yang bersangkutan.
Sedangkan sumber data sekunder atau tidak langsung adalah data yang diperoleh
dari pihak-pihak lain, misalnya data tentang siswaA, diperoleh dari orang
tuanya atau dari teman dekatnya. Kedua macam sumber data itu digunakan untuk
memperoleh data yang otentik.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk
mengumpulkan data pribadi dan data tentang lingkungan dari berbagai sumber data
yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu dapat digunakan dua macam teknik,
yaitu teknik tes dan non tes. Pengumpulan data dengan teknik tes adalah
merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan tes yang telah terstandarisasi.
Sedangkan pengumpulan data dengan teknik non tes adalah teknik pengumpulan data
dengan menggunakan instrumen yang tidak tergolong terstandarisasi.
1. Teknik Test
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan
menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu (Cronbach,
1970 dalam Prayitno dan Amit, 2013). Data yang dikumpulkan dengan mengguakan
teknik ini adalah data pribadi yang bersifat kemampuan potensial atau kemampuan
dasar, yang berupa kecerdasan, bakat, minat dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan
definisi tes yang dikutip dari Webster’s Coolegite sebagai berikut.
Test: any series of question or exercises or other means of measuring
the skill, knowledge, intelegence, capacities of attitude or an
individual or goup.
Disamping kemampuan dasar, teknik test juga digunakan untuk mengungkap
kemampuan hasil belajar peserta didik baik melalui test yang terstandarisasi,
maupun melalui ujian/test buatan guru, sebagaimana yang dikemukakan oleh
mukthar Bukhari dalam bukunya “Teknik Teknik Evakulasi” sebagai berikut.
Tes adalah suatu percobaan yang diadalakn untuk menhetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau
kelompok murid (suharsimi arikunto,1986).
Di Indonesia, beberapa test kecerdasan dan test bakat sudah
dikembangkan, baik dengan cara menyadurnya dari test-test yang sudah
baku di negara lain ataupun melalui cara menyusun sendiri sesuai dengan kondisi
sosial budaya indonesia. beberapa tes-tes tertentu sudah dapat digunakan
dalam pelayanan bimbingan dan konseling pada beberapa tempat, seperti test PM
(progresive Matricees), Skala Weachler (weachler adult intelegence), test
bakat berbeda(defferental aptitude test) dan lain sebagainya.
2. Teknik Non Test
Teknik non test lebih sesuai digunakan untuk menilai aspek tingkah
laku, seperti sikap, minat, perhatian, karakteristik dan lain sebagainya.
Adapun beberapa instrumen pengumpul data yang tergolong non test adalah sebagai
berikut.
a) Wawancara
Wawancara merupakan suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengemukakan pertanyaan kepada klien secara lisan dan dijawab pula oleh klien
secara lisan. Wawancara ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Wawancara langsung adalah apabila data yang ingin dikumpulkan diperoleh dari insividu yang bersangkutan . misalnya,
untuk memperoleh data tentang pribadi seorang peserta didik, konselor/guru
pembimbing langsung mewawancarai siswa tersebut. Sedangkan wawancara yang tidak langsung adalah
apabila wawancara dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh data tentang orang
lain, misal seorang konselor /guru pembimbing mewawancarai seorang ibu untuk
memperoleh keterangan mengenai diri pribadi anaknya.
Adapun ditinjau dar segi pelaksanaannya, wawancara itu ada yang bersifat
isidental dan ada pula yang bersifat terencana. Wawancara yang bersifat
isidental, yaitu wawancara yang dilakukan pada waktu-waktu yang dianggap perlu
saja. Sedangkan wawancara yang bersifat terencana dilakukan pada waktu-waktu
yang telah ditetapkan lebih dahulu.Untuk dapat melaksanakan wawancara dengan
baik, konselor/guru pembimbing hendaknya dapat menciptakan suatu situasi yang
bebas, terbuka dan menyenangkan,sehingga klien yang diwawancarai dapat dengan
bebas dan terbuka memberikan keterangan yang diperlukan secara gamblang. Begitu
juga pertanyaan pertanyaan yang diajukan diharapkan tersusun dengan baik
sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dapat pula dijawab dengan baik oleh individu
yang diwawancarai. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum malaksanakan wawancara, konselor/guru
pembimbing telah mempersiapkan terlebih dahulu pedoman wawancara itu telah
tersusun daftar pokok pokok masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
kepada orang yang akan diwawancarai itu serta tempat untuk, memcatat
jawaban-jawaban yang akan
diberikannya.
Daftar pokok masalah atau pertanyaan disusun secara berurutansedemikian rupa,
sehingga pelaksanaan wawancara tidak bertele-tele dan dapat dilaksanakan dengan
tertib sesuai dengan jenis datayang ingin diketahui dari orang yang di
wawancarai itu, sehingga dengan demikian wawancara akan berjalan dengan baik, efektif dan efisien.
No comments:
Post a Comment